Iman
itu turun naik, kawan. Sungguh iman itu turun naik. Kecuali pada orang-orang
yang memang tempatkan di posisi yang spesial oleh Allah, para Nabi dan Rasul. Tak
beda dengan iman, begitulah mimpi. Tentunya
yang dimaksud bukanlah mimpisibunga tidur. Bukan, ini adalah tentang sebuah
cita-cita, harapan, hasrat yang ingin dicapai.
Semuanya
pasti sudah pernah mendengar kisah dalam sebuah novel tetralogi bestseller yang menggugah dan bahkan
masuk ke dunia layar lebar. Kisah tentang seorang anak kampung miskin yang
bermimpi untuk kuliah ke Paris. Ada kalanya anak itu begitu semangat mengejar
mimpinya, tak peduli dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Dia yakin,
bahwa siapapun berhak bermimpi dan menggapai mimpinya. Tapi ada kalanya anak
itu begitu pesimis dengan mimpinya dan lancang ‘memarahi’ takdirnya yang
terlahir sebagai anak orang miskin.
Jangan
khawatir, kawan. Itu sangat wajar. Sekali lagi sangat wajar. Hal sesakral iman
saja bisa naik turun, kenapa mimpi tidak?
Menjadi
hafidz/ah diyakini menjadi mimpi bagi semua orang yang ada di Keluarga Quran
ini. Sama dengan mimpi-mimpi yang lain. Ada saat dimana kita begitu bersemangat
menambah dan mengulang hapalan kita. Ada saat dimana kita bercucuran air mata
di sepertiga malam berharap takdir menjadi hafidz/ah ada untuk kita. Ada saat
dimana kita merasa begitu nyaman berdada dengan orang-orang yang memotivasi
kita.
Tapi
tak dapat dipungkiri ada saat kita kalah dengan godaan setan. Saat dimana kita
merasa bahwa sampai lebaran kingkong pun (ehh?) kita tidak akan bisa menghapal
30 juz Alquran. Saat kita merasa sampai kapanpun kita tidak pantas menjadi
orang yang jasadnya diharamkan dari api neraka. Kalau pikiran-pikiran itu mulai
merasukimu kawan, segeralah beristighfar.
Jangan
ragu, kawan. Semangat boleh hilang, dia bisa dicari. Hapalan boleh hilang, dia
bisa diulang kembali. Satu hal yang tidak boleh hilang adalah niat yang kuat. Niat
yang tulus yang akan menghantarkan kita menuju hafidz/ah, amin.
Kita menuju satu tujuan
Kita berjalan dengan kecepatan yang berbeda
Kita menempuh cara yang berbeda pula
Kita berjalan dengan kecepatan yang berbeda
Kita menempuh cara yang berbeda pula
Tapi yakinlah kawan, impian itu milik kita bersama.
A.M.
Semua bisa menghapal
Semua bisa menghapal
0 komentar:
Post a Comment